BIMBINGAN TERHADAP SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VI SD NEGERI KEMBANG ARUM 05 KOTA SEMARANG
skripsi Jurusan PGKSD: BIMBINGAN TERHADAP SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VI SD NEGERI KEMBANG ARUM 05 KOTA SEMARANG
Moh. Subhan. 2006. Skripsi. Jurusan PGKSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bimbingan bidang pelayanan yang perlu dilaksankan didalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologi, sosiologi, kultural, pedagogis.
Dalam aspek psikologis, dalam proses pendidikan di sekolah siswa-siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristik perkembangannya, dan memiliki kebutuhan serta dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Disamping itu siswa sebagai pelajar. Timbulnya masalah-masalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling.
Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya masalah individu, masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri, masalah belajar.
Latar belakang pedagogis sesuai dengan tujuan pemerintah dalam pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung seumur hidup. Sedangkan GBHN RI yang 2 terkait Pendidikan Nasional adalah bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, mencintai tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggungjawab atas membangun bangsa.
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang secara menyeluruh yang tidak hanya pada intelektual, akan tetapi meliputi pada semua aspek perkembangan anak. Secara dinamis masih nampak gejala bahwa anak didik belum mencapai prestasi belajar secara optimal, hal ini nampak antara lain gejala: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah, kurangnya perhatian masyarakat terhadap hasil pendidikan, dan sebagainya. Demikian juga secara sosial ada kecenderungan anak didik belum memiliki kemampuan penyesuaian sosial secara memadai. Sehubungan dengan hal itu, layanan bimbingan dirasakan amat berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan secara paripurna diantaranya pendidikan peran guru.
Dalam proses belajar matematika ada juga suatu kendala baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar. Disini penulis akan membahas dan menguraikan mengenai cara memberikan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar matematika.