MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS DAERAH SEGI EMPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MELALUI MEDIA KARTU SOAL DI KELAS VII SMP NEGERI 4 JUWANA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2006/2007
skripsi jurusan pendidikan matemtaika: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS DAERAH SEGI EMPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MELALUI MEDIA KARTU SOAL DI KELAS VII SMP NEGERI 4 JUWANA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Dyah Wahyuningsih , 2007. Skripsi jurusan pendidikan matematiak, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Matematika sebagai ilmu dasar telah berkembang cukup pesat baik materi maupun kegunaannya, oleh karena itulah maka konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini. Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari manusia, tetapi masih banyak orang yang belum bisa merasakan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari mereka. Adapun salah satu manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari yakni memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis seperti berhitung dan statistika.
Sampai sekarang pelajaran matematika di sekolah masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, terasa sukar dan tidak menarik sehingga banyak siswa menjadi kurang termotivasi dalam mempelajari matematika.
Ada beberapa kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar matematika yakni kemungkinan bersumber dari porsi materi matematikanya yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, selain itu kemungkinan juga bersumber dari strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang efektif. Namun menurut guru matematika di SMP Negeri 4 Juwana, dari kemungkinan-kemungkinan yang sering terjadi adalah pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Jika guru tidak tepat dalam memilih strategi pembelajaran, maka siswa akan kesulitan dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Jadi sebelum guru melakukan proses pembelajaran, guru harus pandai memilih dahulu strategi pembelajaran yang tepat dan efektif terhadap materi yang akan diajarkan.
Sebelum peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di kelas VIIA. Selama proses
pembelajaran siswa kurang aktif, pemahaman konsep oleh siswa masih rendah. Selain itu keterlibatan siswa selama proses pembelajaran juga masih kurang. Sehingga nilai ulangan matematika siswa masih banyak yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas yaitu mencapai 60% siswa yang tidak tuntas belajar. Bagi siswa yang belum tuntas belajar akan diadakan remidi maksimal dua kali.
Dari hasil perbincangan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri 4 Juwana, nilai ulangan matematika siswa kelas VII memiliki nilai standar batas tuntas 5,3 artinya siswa dikatakan tuntas belajar matematika jika nilai ulangan matematika siswa minimal mencapai 5,3. Hal ini dikarenakan kemampuan SDM siswa rata-rata rendah yang ditunjukkan dari NEM SD. Selain itu siswa juga kurang dalam menangkap materi yang diajarkan sehingga masih banyak siswa yang tidak bisa dalam mengerjakan soal-soal ulangan matematika. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu model pembelajaran yang tepat dan variasi belajar yang menarik agar proses pembelajaran tidak berlangsung monoton dan siswa memperoleh pengalaman baru. Untuk itu peneliti menerapkan model pembelajaran problem solving yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Juwana.
Model pembelajaran Problem Solving adalah suatu model pembelajaran pemecahan masalah yang dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir tinggi sebab model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang melatih kemampuan siswa dalam bernalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Jika siswa memiliki kemampuan bernalar yang bagus, maka siswa tidak akan merasa kesulitan dalam mempelajari matematika.