Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat Pada Daerah Berpenghalang (Deep Fringe Area).
Skripsi Pendidikan Teknik Elektro : Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat Pada Daerah Berpenghalang (Deep Fringe Area).
Triyo Sapari. 2005. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Pada daerah yang jauh dari pemancar (Deep Fringe Area) diperlukan suatuantena dengan penguatan yang tinggi. Antena Yagi memiliki efek pengarahan danpenguatan yang lebih baik. Antena Yagi terdiri dari antena dipole setengahgelombang (½λ) yang ditambah pemantul (reflector) dibelakangnya dan beberapapengarah (director) di depannya. Pada frekuensi UHF (Ultra High Frequency)digunakan antena Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut berupa jala-jaladari kawat alumunium maupun dari permukaan berupa lembaran alumuniumpadat. Dari hal tersebut timbul pertanyaan bagaimana penguatan sinyal antenaUHF jenis Yagi ½λ menggunakan reflektor bidang sudut permukaan kawatalumunium bentuk jala-jala dengan antena UHF Yagi ½λ menggunakan reflektorbidang sudut permukaan lembaran alumunium padat pada daerah berpenghalang(deep finge area) dan adakah perbedaan penguatan sinyal diantara kedua antenaUHF jenis Yagi ½λ yang menggunakan dua jenis reflektor bidang sudut tersebut.
Sebelum penelitian dilakukan, diadakan perhitungan untuk membuatantena perencanaan, dengan hasil perhitungan tadi dibuat antena untuk masingmasingsaluran stasiun televisi, sehingga ada 10 buah antena untuk 10 saluranstasiun televisi. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di daerah Pemalang yangberjarak 125 Km dari stasiun relay televisi sebagai daerah pantai, dan daerahPekalongan Selatan yang berjarak 100 Km dari stasiun relay televisi sebagaidaerah pegunungan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen jeniskomparasi. Analisis desain data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji – t.
Setelah diambil datanya dan dimasukkan ke dalam rumus uji “t”didapatkan, untuk daerah pesisir pantai thitung sebesar 8,96 dan ttabel sebesar 2,26sehingga di daerah pesisir pantai hipotesis alternatif yang menyatakan adaperbedaan diterima dan pada daerah pegunungan diperoleh thitung sebesar 5,53 danttabel sebesar 2,26 sehingga di daerah pegunungan hipotesis alternatif yangmenyatakan ada perbedaan diterima. Dari data penelitian yang diperolehmenunjukkan bahwa penguatan pada daerah pesisir pantai lebih besardibandingkan dengan penguatan sinyal pada daerah pegunungan. Sedangkan padadaerah pesisir pantai maupun pegunungan antena Yagi dengan reflektoralumunium jala-jala hampir selalu memiliki penguatan yang lebih besar biladibandingkan dengan antena Yagi dengan menggunakan reflektor lembaranalumunium padat.
Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan untuk meneliti sebanyakmungkin jenis antena dan menggunakan alat yang lebih valid, serta tanpamenggunakan booster untuk menghasilkan data yang lebih akurat.
Perbedaan Penguatan Sinyal Antara Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Kawat Alumunium Bentuk Jala-Jala dengan Antena UHF Jenis Yagi ½λ Menggunakan Reflektor Bidang Sudut Permukaan Lembaran Alumunium Padat Pada Daerah Berpenghalang (Deep Fringe Area).,