Profil Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (API) Sebagai Media Da’wah Islam di Kabupaten Magelang Tahun 1950-2006
skripsi jurusan sejarah: Profil Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (API) Sebagai Media Da’wah Islam di Kabupaten Magelang Tahun 1950-2006
Salim Akhmadiyanto, 2007. Skripsi sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Di tengah runtuhnya moralitas masyarakat sebagai dampak dari benturan berbagai budaya, pesantren seakan menjadi telaga yang masih menawarkan kebeningan air kearifan untuk membenahi kembali moralitas. Banyak pendekar-pendekar kearifan yang di hasilkan dari lumbung pesantrendan siap berjuang untuk menegakan nilai-nilai moral. Dengan bahasa yang agak konkret, banyak tokoh-tokoh nasional yang bersih yang lahir dari rahimpesantren, meskipun ada politisi dan pemegang amanah yang tidak baik yang lahir dari pesantren. Hal ini wajar, karena ibarat ayam yang mengeram telur-telurnya, tidak semua telur yang dierami menjadi ayam, demikianlah juga pesantren yang tidak semua santri yang dikeluarkan dapat menjadi pejuang-pejuang moral. Namun demikian, pesantren tetap memiliki segudang kearifan yang layak untuk diungkap guna menunjukan potensi-potensi yang dimilikinya.
Pemilihan judul ini didasarkan pada peranan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di daerah pedalaman. Sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam pondok pesantren banyak diminati oleh masyrakat pedesaan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui lewat penelitian tentang kegiatan dan proses pendidikan serta pengajaran disalah satu pondok pesantren di desa Tegalrejo yaitu pondok pesantren Asrama Perguruan Islam.
Permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti adalah (1). Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Magelang dan pondok pesantren Asrama Perguruan Islam (2). Kurikulum Pendidikan di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (3). Peran Kyai dalam pengembangan da’wah Islam. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah mengungkap serta memaparkan semua kegiatan baik itu yang bersifat akademik maupun non akademik di pondok pesantren yang didirikan oleh KH. Chudlori. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberi masukan kepada pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional agar pesantren tidak dianak tirikan dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Disamping itu memberi masukan kepada pengasuh atau kyai agar dapat membawa santrinya
ke arah kemajuan sesuai dengan kemajuan zaman. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interprestasi, (4) historiografi.
Hasil penelitian diantaranya menunjukan bahwa pondok pesantren Asrama Perguruan Islam didirakan atas dorongan dari masyarakat desa Tegalrejo yang pada saat itu sangat membutuhkan tempat untuk belajar bagi anak-anak dan orang tua. Pondok pesantren Asrama Perguruan Islam yang didirikan tahun 1950 oleh KH. Chudlori semakin berkembang pesat dan sampai akhir tahun 2006 jumlah santrinya mencapai 3500 jiwa.