Uji Kuat Tekan dan Serapan Air pada Bata beton berlubang dengan Bahan Ikat Kapur dan Abu Layang
skripsi jurusan teknik sipil: Uji Kuat Tekan dan Serapan Air pada Bata beton berlubang dengan Bahan Ikat Kapur dan Abu Layang
Mustain. 2006. Skripsi teknik sipil, Fakultas teknik, Universitas Negeri Semarang.
Perkembangan penduduk dari tahun ketahun berkorelasi positif dengan bertambahnya kebutuhan pemukiman. Berbagai inovasi bahan bangunan perlu dilakukan guna memberikan peluang pada masyarakat untuk memilih bahan bangunan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Salah satu inovasi yang bisa dikembangkan adalah pemakaian bata beton berlubang sebagai bahan bangunan untuk dinding dengan menggunakan bahan ikat yang berbeda. Di Indonesia banyak sekali bahan-bahan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk campuran bahan susun bata beton berlubang terutama bahan ikatnya. Salah satu bahan ikat alternatif yang dapat digunakan untu mengurangi pamakaian semen portland adalah abu layang. Inovasi yang bisa dilakukan adalah pembuatan bata beton berlubang dengan bahan ikat kapur dan abu layang, karena kedua bahan tersebut secara teoretik dapat menjadi bahan ikat menggunakan mekanisme reaksi pozolan-kapur.
Variasi komposisi campuran antara abu layang, kapur, dan pasir sebagai bahan susun bata beton berlubang yang digunakan dalam penelitian ini berturut-turut adalah (dalam satuan berat) 0:1:6; 1,3:1:6; 1,4:1:6; 1,5:1:6; 1,6:1:6; dan 1,8:1:6. Parameter yang diteliti dalam Skripsi ini meliputi karakteristik bahan susun bata beton berlubang, yakni pengujian gradasi pasir, berat jenis pasir, kandungan lumpur pasir, kekekalan butir pasir, dan gradasi abu layang; kuat tekan mortar penyususun bata beton berlubang; kuat tekan dan nilai serapan air bata beton berlubang dengan bahan ikat kapur dan abu layang. Pengujian bata beton berlubang dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada umur 30 hari, 60 hari, dan 90 hari.
Dari hasil penelitian karakteristik bahan susun bata beton berlubang menunjukkan bahwa gradasi pasir Muntilan yang dipakai masuk pada zone 2, yakni Pasir agak kasar, berat jenis rata – rata pasir Muntilan sebesar 2,566, kandungan lumpur rata – rata pasir Muntilan sebesar 3,13 % < 5%,,kekekalan butir menggunakan Na2SO4 sebesar 6,2 % < 12% dan kekekalan butir menggunakan MgSO4 sebesar 7,19 % < 10%. Dari hasil penelitian mortar penyusun bata beton berlubang menunjukkan kuat tekan optimum pada variasi komposisi 1,8 Fa : 1 Kp : 6 Psr yakni sebesar 34 kg/cm2. Dan untuk uji kuat tekan bata beton berlubang menunjukkan bahwa kuat tekan optimum terjadi pada komposisi 1,8 Fa : 1 Kp : 6 Psr , yakni 7,9 kg/cm2 pada umur 30 hari; 8,6 kg/cm2pada umur 60 hari, dan 15,3 kg/cm2 pada umur 90 hari. Untuk nilai serapan air bata beton berlubang menunjukkan bahwa semakin banyak pasta, maka nilai serapan air menurun. Serapan air terbesar terjadi pada variasi komposisi 0 Fa : 1 Kp : 6 Psr yakni 14,84 %, dan nilai serapan air terkecil terjadi pada variasi komposisi 1,8 Fa : 1 Kp : 6 Psr yakni 8,15 %.