Upaya Optimalisasi Ruang Transit Penumpang Terminal Penggaron Kota Semarang.
Skripsi Teknik Bangunan : Upaya Optimalisasi Ruang Transit Penumpang Terminal Penggaron Kota Semarang.
Ahmad Malik, 2005. Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Ruang transit penumpang adalah salah satu ruang atau bangunan yang terdapat didalam Terminal Penggaron yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara bagi penumpang. Terminal Penggaron ini berada di Kota Semarang, tepatnya di desa Penggaron kecamatan Pedururngan Kidul. Latar belakang yang mendasari adalah perkembangan transportasi yang pesat, terjadinya perubahan fungsi ruang, penumpang tidak ada yang masuk dalam ruang transit serta apa yang menyebabkannya. Masalah yang dibahas adalah kondisi ruang transit, kebijakan pemerintah dan mekanisme yang dipakai. Tujuan yang hendak dicapai adalah menjelaskan bagaimana hubungan anatara mekanisme optimalisasi dengan hasil yang dicapai. Manfaat dari penelitian ini bagi penulis adalah ilmu arsitektur khususnya dalam perencaanaan ruang, untuk IPTEK adalah penemuan baru dalam penataan fasilitas, pencahayaan dan penghawan alami pada ruang transit, untuk pengelola adalah sebagai masukan untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunkan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisa melalui reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Validitas atau keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor yang menyebabkan transit penumpang tidak berfungsi adalah tidak adanya penumpang yang masuk dalam ruang transit. Oleh sebab itu pihak pengelola Terminal Penggaron mengambil 5 kebijakan dengan mekanisme pemaksimalan fungsi pengelola, pemberlakuan peraturan serta penataan dan pengelolaan ruang transit. Hasil yang dicapai dalam optimalisasi ini dapat dikatakan berhasil, sebab setelah optimalisasi dilakukan, semua penumpang masuk dalam ruang transit (100%), Padahal sebelum optimalisasi, penumpang yang masuk dalam ruang transit hanya sebanyak 79,43%. Selain itu kebijakan yang diambil sudah sesuai dengan teori Dale(2001:86) bahwa dalam pemaksimalan fungsi pengelola dan pemberlakuan peraturan harus mencakup: pemerincian, pemisahan, pembagian, koordinasi, monitoring dan reorganisasi. Begitu juga dalam penataan dan pengelolaan ruang transit sudah sesuai dengan: teori Parwati(1992:54), mengatakan bahwa penataan ruang merupakan pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia, yang mencakup berlindung dari hujan dan panas serta keinginan udara dan cahaya alami. Sedangkan menurut Kusnoputranto(1992:67), kebutuhan fisiologis manusia meliputi suhu optimal, pencahayaan, ventilasi yang baik dan perlindungan dari kebisingan.
Dalam penelitian ini disarankan kepada seluruh pihak yang terkait, khususnya pemerintah kota Semarang dan pengelola Terminal Penggaron untuk menindak lanjuti demi peningkatan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang, sebagai pemenuhan kebutuhan fisiologsinya. Selain pemaksimalan ruang transit hendaknya seluruh fasilitas dan ruang yang terdapat dalam terminal juga harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik oleh pihak pengelola.
Upaya Optimalisasi Ruang Transit Penumpang Terminal Penggaron Kota Semarang. ,